Orang yang tinggal di kota yang lebih hijau atau dengan taman kota lebih banyak terbukti memiliki tanda depresi atau kecemasan lebih rendah
Ruang Terbuka Hijau
atau RTH menjadi lokasi mewah di daerah padat penduduk seperti Jakarta. Masyarakat
lebih banyak bermain di pusat perbelanjaan dibandingkan di taman kota.
Anak-anak lebih familiar dengan mall playground dibandingkan
rumput hijau atau kolam di taman kota. Hal ini disebabkan karena sedikitnya RTH
di Jakarta. Sebenarnya berapa luasan ideal RTH sesuai aturan yang ditetapkan
pemerintah?
Jumlah RTH di Jakarta
Menurut Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertahanan Nasional RI No. 14 Tahun 2022,
RTH terdiri dari RTH publik dan RTH privat. Selama ini masyarakat menikmati RTH
publik dengan aturan paling sedikit jumlahnya 20% dari luas wilayah kota. Faktanya,
RTH di Jakarta hanya sebesar 5% pada tahun 2023. Beberapa RTH Taman Ibu Kota
yang terkenal di Jakarta yaitu Tebet Eco Park, Taman Suropati, dan Taman
Menteng.
source: pixabay.com |
Mengapa RTH Penting?
RTH memiliki fungsi
ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan ekonomi. Menurut hasil penelitian Institut
Pertanian Bogor, tingkat keberlanjutan RTH di Jakarta berada dalam kategori
rendah pada aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya. Sementara, dinilai
sangat rendah pada aspek estetika atau arsitektural.
Pengaruh RTH terhadap Kesehatan Mental
source: pixabay.com |
Taman kota yang merupakan salah satu bentuk RTH yang terbukti memberikan manfaat terhadap masyarakat di sekitarnya. Penduduk kota yang lebih hijau atau dengan taman kota lebih banyak terbukti memiliki tanda depresi atau kecemasan lebih rendah. Daerah perkotaan padat penduduk seperti Jakarta sangat rentan terhadap peningkatan stres dan depresi. Hal ini juga memicu penyakit lainnya, seperti penyakit jantung dan ginjal karena tekanan sosial jangka panjang. RTH menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakatnya.
Pengaruh RTH terhadap Polusi Udara
source: pixabay.com |
Comments
Post a Comment